Kopi
Gayo (bahasa Inggris: Gayo Coffee) merupakan varietas kopi arabika yang menjadi
salah satu komoditi unggulan yang berasal dari Dataran tinggi Gayo, Aceh,
Indonesia. Kopi Gayo telah mendapat Fair Trade Certified™ dari Organisasi
Internasional Fair Trade pada tanggal 27 Mei 2010, Kopi Gayo menerima
sertifikat IG (Indikasi Geogafis) diserahkan oleh Menteri Hukum dan HAM
Indonesia. Kemudian pada Event Lelang Special Kopi Indonesia tanggal 10 Oktober
2010 di Bali, kembali Kopi Arabika Gayo memperoleh peringkat tertinggi saat
cupping score. Sertifikasi dan prestasi tersebut kian memantapkan posisi Kopi
Gayo sebagai Kopi Organik terbaik di dunia.
Perkebunan
kopi yang telah dikembangkan sejak tahun 1908 ini tumbuh subur di Kabupaten
Bener Meriah, Aceh Tengah dan sebagian kecil wilayah Gayo Lues. Ketiga daerah
yang berada di ketinggian 1200 m di atas permukaan laut tersebut memiliki
perkebunan kopi terluas di Indonesia, yaitu sekitar 81.000 hektar.
Masing-masing 42.000 hektar berada di Kabupaten Bener Meriah, selebihnya
(39.000 hektar) di Kabupaten Aceh Tengah. Masyarakat Gayo berprofesi sebagai
petani kopi dengan dominasi varietas Arabika. Produksi kopi Arabika yang
dihasilkan dari Tanah Gayo merupakan yang terbesar di Asia.
Adapun
penyebaran tumbuhan kopi ke Indonesia dibawa seorang berkebangsaan Belanda pada
abad ke-17 yang mendapatkan biji Arabika mocca dari Arabia ke Batavia
(Jakarta). Kopi Arabika itu pertama-tama ditanam dan dikembangkan di daerah
Jatinegara, Jakarta, menggunakan tanah partikelir Kesawung yang kini lebih
dikenal Pondok Kopi. Penyebaran selanjutnya dari tanaman kopi tersebut sampai
juga ke kawasan dataran tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah. Dari masa kolonial
Belanda hingga sekarang Kopi Gayo khususnya telah menjadi mata pencaharian
pokok mayoritas masyarakat Gayo bahkan telah menjadi satu-satunya sentra
tanaman kopi kualitas ekspor di daerah Aceh Tengah. Selain itu bukti arkeologis
berupa sisa pabrik pengeringan kopi masa kolonial Belanda di Desa Wih Porak,
Kecamatan Silih Nara, Aceh Tengah telah memberikan kejelasan bahwa kopi pada
masa lalu pernah menjadi komoditas penting perekonomian.
Cita
rasa
Kopi
arabika dari dataran Tinggi Gayo, telah dikenal dunia karena memiliki citarasa
khas dengan ciri utama antara lain aroma dan perisa yang kompleks dan
kekentalan yang kuat. International Conference on Coffee Science, Bali, Oktober
2010 menominasikan kopi Dataran Tinggi Gayo ini sebagai the Best No 1,
dibanding kopi arabika yang berasal dari tempat lain.
id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar